Selamat Datang di SDN Tanjung Salep

Kumpulan Puisi

Posted by Unknown 02:29, under |

Apa itu puisi lama ? Mungkin ada yang belum mengetahui kalau puisi itu dibagi menjadi 3 yaitu puisi lama dan puisi baru dan juga kontemporer. Di artikel saya yang satu ini saya akan berusaha menjelaskan kepada anda tentang pengertian puisi lama beserta contoh puisi lama.

Pengertian puisi lama
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan atau puisi yang dibatasi oleh aturan tertantu.
Aturan didalam puisi lama tersebut adalah :
1. Jumlah kata dalam 1 baris
2. Jumlah baris dalam 1 bait
3. Persajakan (rima)
4. Banyak suku kata tiap baris
5. Irama

Ciri - ciri puisi lama :
1. Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya. 
2. Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan. 
3. Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.

Macam - macam puisi lama itu meliputi :Mantra, gurindam, syair, pantun, karmina, seloka, talibun.

Dibawah ini adalah contoh puisi lama
1. Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.
Contoh:

Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu

2. Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka.
Contoh:
Kalau ada jarum patah
Jangan dimasukkan ke dalam peti
Kalau ada kataku yang salah
Jangan dimasukkan ke dalam hati

3. Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.
Contoh:
Dahulu parang sekarang besi (a)
Dahulu sayang sekarang benci (a)

4. Seloka adalah pantun berkait.
Contoh:
Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan

5. Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat.
Contoh:
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barangsiapa tinggalkan sembahyang (b)
Bagai rumah tiada bertiang (b)
Jika suami tiada berhati lurus (c)
Istri pun kelak menjadi kurus (c)

6. Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita.
Contoh:
Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)

7. Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris.
Contoh:
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli sampiran
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu
Nah diatas adalah beberapa contoh puisi lama yang ada di Indonesia ini. Jadi jika anda sudah tahuPengerian puisi lama beserta contohnya maka anda juga bisa membuat puisi lama
KUMPULAN PUISI KARYA

TOTO SUDARTO BACHTIAR

Hums, buat para penggemar puisi karya Toto Sudarto Bachtiar, silahkan anda baca sepuasnya puisi-puisi dibawah. Saya sudah siapkan Puisi berjumlah 7 dan semuanya merupakan karya dari Toto Sudarto Bachtiar.


buat yang punya tugas dari guru,dosen atau apapun itu… smoga ini dapat membantu anda dalam menyelesaikan tugas anda.

TERIMAKASIH







GADIS PEMINTA-MINTA
Oleh  : 
Toto Sudarto Bachtiar

Setiap kali bertemu, gadis kecil berkaleng kecil 
Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka 
Tengadah padaku, pada bulan merah jambu 
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa

Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil 
Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok 
Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan 
Gembira dari kemayaan riang

Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral 
Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kau hafal 
Jiwa begitu murni, terlalu murni 
Untuk bisa membagi dukaku

Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil 
Bulan di atas itu, tak ada yang punya 
Dan kotaku, ah kotaku 
Hidupnya tak lagi punya tanda

Memahami Puisi, 1995 
Mursal Esten 






IBU KOTA SENJA
Oleh : 
Toto Sudarto Bachtiar

Penghidupan sehari-hari, kehidupan sehari-hari 
Antara kuli-kuli berdaki dan perempuan telanjang mandi 
Di sungai kesayangan, o, kota kekasih 
Klakson oto dan lonceng trem saing-menyaingi 
Udara menekan berat di atas jalan panjang berkelokan

Gedung-gedung dan kepala mengabur dalam senja 
Mengarungi dan layung-layung membara di langit barat daya 
0, kota kekasih 
Tekankan aku pada pusat hatimu 
Di tengah-tengah kesibukanmu dan penderitaanmu

Aku seperti mimpi, bulan putih di lautan awan belia 
Sumber-sumber yang murni terpendam 
Senantiasa diselaputi bumi keabuan 
Dan tangan serta kata menahan napas lepas bebas 
Menunggu waktu mengangkut maut

Aku tiada tahu apa-apa, di luar yang sederhana 
Nyanyian-nyanyian kesenduan yang bercanda kesedihan 
Menunggu waktu keteduhan terlanggar di pintu dinihari 
Serta keabadian mimpi-mimpi manusia

Klakson dan lonceng bunyi bergiliran 
Dalam penghidupan sehari-hari, kehidupan sehari-hari 
Antara kuli-kuli yang kembali 
Dan perempuan mendaki tepi sungai kesayangan

Serta anak-anak berenangan tertawa tak berdosa 
Di bawah bayangan samar istana kejang 
Layung-layung senja melambung hilang 
Dalam hitam malam menjulur tergesa

Sumber-sumber murni menetap terpendam 
Senantiasa diselaputi bumi keabuan 
Serta senjata dan tangan menahan napas lepas bebas 
0, kota kekasih setelah senja 
Kota kediamanku, kota kerinduanku



Memahami Puisi, 1995 
Mursal Esten 



KEMERDEKAAN
Oleh :
Toto Sudarto Bahtiar



Kemerdekaan ialah tanah air dan laut semua suara
Jangalahn takut padanya
Kemerdekaan ialah tanah air penyair dan pengembara 
Janganlah takut padaku 
Kemerdekaan ialaha cintaku berkepanjangan jiwa 
Bawalah daku kepadanya 





ODE    I
Oleh :
Toto Sudarto Bahtiar

katanya, kalau sekarang aku harus berangkat 
kuberi pacarku peluk penghabisan yang berat 
aku besok bisa mati, kemudian diam-diam 
aku mengendap di balik sendat kemerdekaan dan malam

malam begini beku, dimanakah tempat terindah 
buat hatiku yang terulur padamu megap dan megah 
O, tanah 
tanahku yang baru terjaga

malam begini sepi dimanakah tempat yang terbaik 
buat peluru pistol di balik baju cabik 
0, tanah di mana mesra terpendm rindu 
kemerdekaan yang mengembara kemana saja

ingin aku menyanyi kecil, tahu betapa tersandarnya 
engkau pada pilar derita, megah napasku di gang tua 
menuju kubu musuh di kota sana 
aku tak sempat hitung langkahku bagi jarak

mungkin pacarku kan berpaling 
dari wajahku yang terpaku pada dinding 
tapi jam tua, betapa pelan detiknya kudengar juga 
di tengah malam yang begini beku

teringat betapa pernyataan sangat tebalnya 
coretan-coretan merah pada tembok tua 
betapa lemahnya jari untuk memetik bedil 
membesarkan hatimu yang baru terjaga

Kalau serang aku harus ergi, aku hanya tahu 
kawan-kawanku akan terus maju 
tak berpaling dari kenangan pada dinding 
O, tanah dimana tempat yang terbaik buat hati dan hidupku

Kisah, 
Th IV, No. 10 
Oktober 1956





ODE     II
Oleh :
Toto Sudarto Bahtiar



dengar, hari ini ialah hari hati yang memanggil 
dan derap langkah yang berat maju ke satu tempat 
dengar, hari ini ialah hari hati yang memanggil 
dan kegairahan hidup yang harus jadi dekat

berhenti menangis, air mata kali ini hanya buat si tua renta 
atau menangis sedikit saja 
buat sumpah yangtergores pada dinding-dinding 
yang sudah jadi kuning dan jiwa-jiwa yang sudah mati

atau buat apa saja yang dicintai dan gagal 
atau buat apa saja 
yang sampai kepadamu waktu kau tak merenung 
dan menampak jalan yang masih panjang

dengar, hari ini ialah hari hatiku yangmemanggil 
mata-mata yang berat mengandung suasana 
membersit tanya pada omong-omong orang lalu 
mengenangkan segenap janji yang dengan diri kita menyatu

dengarlah, o, tanah di mana segala cinta merekamkan dirinya 
tempat terbaik buat dia 
ialah hatimu yang kian merah memagutnya 
kala hdia terbaring di makam senyap pangkuanmu *

*kenangan buat matinya seorang pejuang

Kisah 
Th IV, No. 10 
Oktober 1956





PAHLAWAN TAK DIKENAL
Oleh :
Toto Sudarto Bahtiar



Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring 
Tetapi bukan tidur, sayang 
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya 
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang

Dia tidak ingat bilamana dia datang 
Kedua lengannya memeluk senapang 
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang 
Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang

wajah sunyi setengah tengadah 
Menangkap sepi padang senja 
Dunia tambah beku di tengah derap dan suara merdu 
Dia masih sangat muda

Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun 
Orang-orang ingin kembali memandangnya 
Sambil merangkai karangan bunga 
Tapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring 
Tetapi bukan tidur, sayang 
Sebuah peluru bundar di dadanya 
Senyum bekunya mau berkata : aku sangat muda

(1955)

Siasat, 
Th IX, No. 442 
1955

Sajak-sajak Perjuangan dan Nyanyian Tanah Air





TENTANG KEMERDEKAAN
Oleh :
Toto Sudarto Bahtiar

Kemerdekaan ialah tanah air dan laut semua suara 
janganlah takut kepadanya

Kemerdekaan ialah tanah air penyair dan pengembara 
janganlah takut padanya

Kemerdekaan ialah cinta salih yang mesra 
Bawalah daku kepadanya

Zaman Baru, 
No. 11- 12 
20 – 30 Agustus 1957

Komentar Facebook
0 Komentar Blogger